photo LANGSE_zps934693b1.jpg

Wisata Umbul Langse Di desa Nepen

Pemandian umbul langse ini sudah ada sejak dulu kala sejak desa nepen mulai berdiri.

 photo 2_zps99e83e76.jpg

SD Negeri Nepen 2

Para murid SD Negeri Nepen 2 sedang melakukan senam pagi yang rutin dilakukan dihari jumat .

 photo 3_zps85e227c6.jpg

Sekilas Foto Balai Desa Nepen

Inilah beberapa gambaran foto kelurahan desa nepen

 photo 4_zps38ffa464.jpg

 photo SAWAH_zpsf5e94c80.jpg

Pertanian Di Desa Nepen

Potensi desa Nepen sangat dominan di sektor pertanian karena sebagian besar penduduk desa nepen bermata pencarian sebagai petani

Kamis, 19 September 2013

Berita Terbaru

-----------------------------------------------------

Selasa, 17 September 2013

Tingkat Perkembangan Desa

                                                   I. Tingkat Perkembangan Domestik Desa  
         
           Beberapa desa mempunyai tingkat potensi perkembangan yang berbeda-beda ,berikut ini beberapa potongan data perkembangan domestik desa Nepen di sektor pertanian sebagai berikut :




II. Tingkat Perkembangan Perkapita

       Beberapa desa mempunyai tingkat potensi pendapatan perkapita yang berbeda-beda , berikut ini beberapa penggalan data yang diambil dari tingakat perkembangan desa dan kelurahan Nepen sebagai berikut : 


III. Tingkat Pendidikan Masyarakat

        Inilah beberapa tingkat perkembangan pendidikan di kelurahan Nepen yang diambil dari tingkat perkembangan desa dan kelurahan Nepen untuk lebih jelasnya kita simak gambar di bawah ini :



Minggu, 15 September 2013

Galeri Foto





Kamis, 12 September 2013

Potensi Desa

1. BIDANG PERIKANAN

     Di desa Nepen ini dari beberapa penduduk salah satunya terdapat yang mempunyai usaha peternakan ikan lele dengan sistem kolam. Ikan lele memiliki daya tahan yang cukup baik terhadap kondisi air yang kurang mendukung. Tetapi pada ukuran lele kecil seringkali terjadi kematian secara massal yang mengakibatkan kerugian pada budidaya ikan lele. Pada ukuran kecil ikan lele memang terhitung masih rentan terhadap perubahan lingkungan dan penyakit. Kondisi lingkungan yang buruk semakin mendukung kematian ikan lele. Kematian pada ikan lele disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Yang penting diperhatikan adalah memilih bibit yang baik dan sehat.

     Dari beberapa uraian diatas untuk selajutnya akan kami deskripsikan budidaya ikan lele pertama-tama melilih bibit indukan yang berkualitas yang suda siap untuk dikawinkan, untuk lele betina mempunyai ciri-ciri pada jenis kelaminnya berwarna biru semu coklat dan biasanya perutnya agak kendur sedangakn untuk lele jantan mempunyai ciri-ciri semu merah .Selanjutnya yang perlu disiapkan membuat kolam dengan tinggi 30cm dan kawat dengan panjang 1-2 cm .Induk lele yang sudah untuk dikawinkan pada siang hari dimasukkan kedalam kolam kemudian pada pagi harinya sudah bertelur atau bisa diibaratkan dalam jangka satu malam sudah bertelur sudah mengalami masa pembuahan biasannya rata-rata telur setiap lele meghasilkan telur antara 50-100  ribu .Kemudian setelah bertelur indukan kita ambil dan dipindahkan tempatnya, air pada kolam kita beri air berupa air pancuran,sehingga dalam kurun waktu 36 jam telur dipastikan sudah menetas .

     Setelah berumur 17-21 hari bibit ikan tersebut kemudian dipilih menurut ukuran besar kecilnya,kemudian kita pisahkan sesuai ukurannya di tempat kolam berbeda.Kemudian setelah bibit lele menginjak pada umur 15 hari makanan lele kecil yang masih dalam tahap pembibitan berupa 50 s/d 80 takaran setiap 60 ribu ikan lele ini juga tergantung dari kuantitas  ikan lele yang menetas .Setelah umur 21 hari makanan pokok ikan lele diganti dengan cacing sutra sampai insangnya berukuran 2cm atau lebih ,jika panjang ikan lele sudah 5-7 cm air diaganti dengan air yang jernih ,setelah menginjak pada umur 35 hari ikan lele selajutnya diseleksi dan dipanen hingga habis dan bersih .

            Jika dihitung secara detail biaya budidaya ikan lele dalam kurun sebulan dari biaya pengairan,listrik,cacing sutra dan makan ikan lele ditotal sejumlah  350-400 ribu rupiah .Hasil rata-rata setiap panen 1-1,5 juta rupiah. Budidaya ikan lele yang dilakukan oleh Bapak Bambang Sutejo lumayan banyak . Diibaratkan dalam setiap 4 kali hasil yang pertama saja sudah bisa mengembalikan modal secara penuh .Bambang Sutejo memilih perkawinan silang antara ikan lele sangkuriang dengan ikan lele dumbo sehingga membuat hasil yang memuaskan.Ikan lele sangkuriang itu bericirikan ukuran kecil tapi menghasilkan anak yang banyak sedangkan ikan lele dumbo berukuran besar tetapi menghasilkan anak yang sedikit kemudian jika berkeinginan ikan lele tersebut menghasilkan telur banyak dan berukuran badan yang besar kemudian ia memilih ikan lele dari hasil persilangan.
  
     Usaha perikanan lele sendiri mulai banyak di minati di desa Nepen ini dalam kurun waktu terakhir ini usaha ikan lele di desa Nepen ini banyak yang menggunakan sistem kolam . Berikut salah satu usaha perikanan lele di desa Nepen :




Untuk lebih jelasnya mengenai usaha perikanan lele mulai dari pembibitan sampai dengan purna jual selain itu juga tersedia pakan ikan lele dengan olahan sendiri dengan harga 7000/kg bisa menghubungi CONTACT PERSON  BAMBANG SUTEJO (085647411030) 

Harga Bisa Berubah Sewaktu-Waktu


2. BIDANG INDUSTRI TEKSTIL 

    Tekstil dan produk tekstil merupakan komoditi andalan dari Kabupaten Boyolali. Produk tekstil yang di produksi di PT HANIL berupa benang dan kain grey putih di produksi oleh industri skala besar dengan daerah pemasaran USA, Korea, Jepang dan Ghana. Sedangkan produk yang dibuat oleh Industri Menengah dan kecil meliputi kemeja, kaos, pakaian jadi, daster jaket dan lain-lain untuk pemasaran lokal dan regional. Area luas PT HANIL mencakup 2 dukuh di desa Nepen diantaranya dukuh Hendrokilo dan Nepen sehingga dengan adanya PT HANIL akan menambah luasnya lapangan pekerjaan serta berimbas pada penduduk sekitar Nepen dalam mengurangi pengangguran. Inilah beberapa foto usaha tekstil PT HANIL 2nd Factory :





3. BIDANG INDUSTRI MEBEL 


     Industri pengolahan kayu di desa Nepen sebagian besar dalam pembuatan furniture seperti Almari,Kursi,Meja dll . Industri mebel ini sebagaian besar terdapat di dukuh kembang dan lebak .Industri mebel ini terdapat 2 yaitu industri yang berskala kecil dan menengah ,dengan jumlah tenaga kerja beberapa dari luar desa .Untuk lebih lengkapnya terdapat sekilas gambar tentang industri mebel di desa Nepen sebagai berikut:

http://images01.olx.co.id/ui/10/44/25/1371642380_521063925_19-mebel-kusen-pintu-yogyakarta-.jpg
     
        Untuk rincian dari beberapa harga barang produksi per unit sebagai berikut :

1. Lemari ukuran standar = Rp 200.000 s.d 500.000
2. Bupet ukuran standar = Rp 150.000 s.d 400.000
3. Kursi ukuran standar = Rp 65.000 s.d 100.000
4. Meja ukuran standar = Rp 45.000 s.d 50.000

Untuk lebih rinci laporan keuangan,Suwandi Mebel tidak menggunakan laporan sesuai sistematika keuangan yang resmi. Usaha ini hanya membuat laporan laba-rugi dan arus kas, dengan perincian biaya sbb, (dalam bulan) :

• Kayu, 2 meter Rp 50.000 * @ 20 = Rp 1.000.000
• Cat kayu 1 kaleng besar Rp 30.000*@ 15 = Rp 450.000
• Ampelas 1 lembar Rp 2000*@50 = Rp 100.000
• Kaca Nako ukuran 50cmx30cm Rp 30.000*20 = Rp 600.000
• Lem kayu ( fox ) 1 kaleng besar Rp 20.000*10 = Rp 200.000
• Biaya transportasi = Rp 50.000 += Rp 2.400.000

Harga Bisa Berubah Sewaktu-Waktu




4. BIDANG SEKTOR PERTANIAN

       Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan.

        Sebagian besar petani Desa Nepen menanam padi sebagai tanaman utama.Adanya irigasi teknis dari umubul langse memungkinkan petani menanam padi hingga 2 sampai dengan 3 kali pertahun dengan hasil panen rata-rata mencapai 10 ton/ha. Namun pada saat ini Desa Nepen sudah mulai ada diversifikasi tanaman pertanian.Sebagai petani menanam tanaman holtikultura seperti timun, kacang panjang, dan cabai sebagai alternatif tanaman pertanian selain padi.

            Selain itu juga terdapat rincian hasil panen desa nepen sebagai berikut :



  ·           Tanaman padi dan palawija
1.      Luas tanaman padi tahun ini : 35 ha
2.      Nilai Produksi Tahun Ini        : Rp 840.000.000
3.      Biaya Pemupukan                   :Rp 81.270.000
4.      Biaya Bibit                              :Rp 7.000.000
5.      Biaya Obat                              :Rp 15.750.000
6.      Biaya Lainnya                         :Rp 35.000.000
·         Tanaman Jagung
1.      Luas Tanaman Tahun Ini        : 13 Ha
2.      Nilai Produksi Tahun Ini         : Rp 504.000.000
3.      Biaya Pemupukan                   : Rp 23.166.000
4.       Biaya Bibit                             : Rp 3.900.000
5.      Biaya Obat                              : Rp 2.600.000
6.      Biaya Lainnya                         : Rp 13.000.000
·         Tanaman Ubi-Ubian
1.      Luas Tanaman Tahun Ini        : 10 Ha
2.      Nilai Produksi Tahun Ini         : Rp 60.000.000
3.      Biaya Pemupukan                   : Rp 15.420.000
4.      Biaya Bibit                              : Rp 1.000.000
5.      Biaya Obat                              : Rp 1.000.000
6.      Biaya Lainnya                         : Rp 5.000.000
·         Tanaman Sayur-Sayuran
1.      Luas Tanaman Tahun Ini        : 1 Ha
2.      Nilai Produksi Tahun Ini         : Rp 36.000.000
3.      Biaya Pemupukan                   : Rp 1.200.000
4.      Biaya Bibit                              :Rp 1.200.000
5.      Biaya Obat                              :Rp 1.200.000
6.       Biaya Lainnya                        :Rp 1.000.000
·         Tanaman Tembakau
1.      Luas Tanaman Tahun Ini        : 10 Ha
2.      Nilai Produksi Tahun Ini         : Rp 300.000.000
3.      Biaya Pemupukan                   : Rp 23.000.000
4.      Biaya Bibit                              :Rp 59.400.000
5.      Biaya Obat                              :Rp 6.000.000
6.      Biaya Lainnya                         :Rp 10.000.000



        Selain usaha pertanian yang telah di sebutkan diatas terdapat usaha dibidang pertanian lainnya yaitu pengolahan pupuk organik yang berada di desa Nepen pengolahan pupuk di Desa Nepen ini menekankan produksi berupa pupuk kompos yang artinya pupuk yang dihasilkan dari pelapukan bahan organik melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai. Organisme pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme. Mikroorganisme dekomposer bisa berupa bakteri, jamur atau kapang. Sedangkan makroorganisme dekomposer yang paling populer adalah cacing tanah. Dilihat dari proses pembuatannya, ada dua metode membuat pupuk kompos yaitu proses aerob (melibatkan udara) dan proses anaerob (tidak melibatkan udara).Beberapa karakteristik dari pupuk organik adalah sebagai berikut :

1. Sumber nutrisi tanaman lengkap.
2. Memperbaiki struktur tanah.
3. Meningkatkan kapasitas tukar kation
4. Meningkatkan daya simpan air.
5. Meningkatkan aktivitas biologi tanah.


           Untuk pupuk dijual dengan harga beraneka ragam rata-rata per kg ada yang Rp . 250 , Rp . 350 sedangkan setiap satu per sag pupuk berisi antara 40 kg dan 50 kg bisa kita kalikan harga nya

-     Rp. 250 x 40 kg = Rp 10.000,00

-     Rp. 350 x 50 kg = Rp 17.500,00

           Mungkin itu beberapa daftar harga pupuk organik yang dijual kepada konsumen ,untuk area pemasarannya melingkupi daerah Jawa Tengah dan sekitarnya dalam menjual hasil produksinya.

   

     Untuk lebih jelasnya mengenai bidang pertanian di desa Nepen adalah sebagai berikut :

   
      Untuk lebih jelasnya mengenai proses produksi pengolahan serta pendistribusian pupuk organik bisa menghubungi CONTACT PERSON BAPAK ADI (08562818119).Selaki pemilik usaha pengolahan pupuk organik
Harga Bisa Berubah Sewaktu-Waktu



 



       


     

Rabu, 11 September 2013

Prestasi Desa

http://lenggangbeltim.files.wordpress.com/2011/04/img00971-20110609-1351.jpg 



Inilah beberapa bukti penghargaan atau prestasi di desa nepen selama ini dari sebagaian besar prestasi desa akan dicantumkan beberapa diantaranya sebagai berikut :

1. Administrasi LKMD tingkat kecamatan tahun 1991 mendapatkan Juara II

2. Perlombaan desa dalam rangka peringatan HUT kemerdekaan  RI ke 48 mendapatkan Juara I

3 . Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila  (BP-7) kabupaten daerah tingkat II Boyolali

4. Juara I Lomba Kelompok Belajar Paket APBH Tingkat Provinsi Jawa Tengah.

5. Juara I Lomba Kejar Paket A PBH bidang Pengelolaan Kejar Tingkat Nasional dalam rangka hari aksara Internasional Tahun 1996.

6. Keberhasilannya menuntaskan semua anak usia wajib belajar ( usia 7-12 tahun) bersekolah di lembaga pendidikan Tingkat Dasar pada tahun pelajaran 1995/1996 dalam rangka pelaksanaan wajib belajar.

7. Juara I Putra Lomba Karaoke Hari Ibu dan Bulan Bakti LKMD  tahun 1993.

8. Juara I Lomba Perpustakaan desa Tingakt Kabupaten  di Boyolali  1994

9. Juara III Napak Tilas hari jadi Kabupaten Boyolali ke 147.

10. Juara I Lomba Kejar Paket A Kabupaten Boyolali  dalam rangka Hardiknas Tahun 1996 tingkat Jawa Tengah . dll

        Dari sekian prestasi diatas yang telah didapat bukan justru membuat kita bangga akan prestasi yang telah didapat ,tetapi kita harus meningkatkan semua prestasi di berbagai bidang demi memajukan desa Nepen mari bersama membangun desa Nepen yang lebih baik lagi .Dan semua yang di dapat merupakan hasil kerja keras sama seluruh masyarakat desa Nepen . Terus maju bersama desa Nepen tingkatkan semua kualitas dan kuantitas masyarakat desa Nepen ini. Dengan memanfaatkan dan meningkatkan sumber daya alam(SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) .



 

Sabtu, 01 Juni 2013

Bupati Boyolali Dan Wakil Bupati Boyolali Gunakan Hak Pilih Pilgub





BOYOLALI- Bupati Boyolali Drs. Seno Samodro menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Prov. Jateng, Minggu (26/5/2013), di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 8 Kalurahan Siswodipuran, sedangkan  Wabup Agus Purmanto, SH, Msi menggunakan hak pilihnya di TPS 1 Kelurahan Pulisen, Kecamatan Boyolali, sekitar pukul 09.00 WIB.


          Setelah melakukan pencoblosan  Agus Purmanto, SH, Msi mengatakan pelaksanaan Pilgub untuk memilih pucuk pimpinan Prov. Jateng  secara umum untuk Kab. Boyolali berlangsung lancar. Diakuinya, tingkat partisipasi masyarakat untuk menyalurkan hak pilihnya dalam Pilgub tersebut rata-rata sama untuk setiap kecamatan di Kota Susu.  Meskipun diakui, partisipasi kaum boro dari wilayah tersebut relatif rendah, terlebih jika kaum boro itu bekerja di luar wilayah Jateng namun dapat dikatakan angka partisipasi untuk Pilgub ini masih dapat diperkirakan cukup tinggi. “Dalam hal ini tingkat partisipasi kaum boro bisa dimaklumi, karena banyak yang boro / merantau di luar daerah,” jelas Agus Purmanto, SH, Msi.

          Dalam agenda Pilgub Prov. Jateng Tim Pemantau Pemkab Boyolali, beserta jajaran Muspida Muspida Kab. Boyolali melaksanakan pemantauan di beberapa TPS yang tersebar di sejumlah kecamatan di Boyolali. Berdasarkan laporan Tim Pemantau sampai pukul 12. 00 Wib, pelaksanaan pemilihan Pilgub Prov. Jateng lancar dan aman. “ kami harapkan Pelaksanaan Pilgub ini berlangsung lancar dan aman, sampai saat ini tidak ada hambatan dan lancar” ( spos/sen )


Struktur Organisasi Dan Kelembagaan Sosial

A.  STRUKTUR ORGANISASI





B.  LEMABAGA KEMASYARAKATAN

 1. BPD (Badan Permusyawaratan Desa)

          Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengingatkan adanya sistem pemerintahan dan agar lebih efektif dan efisien serta demokrasi. Dengan demikian maka haruslah ada sebuah lembaga legelasi desa dan yang berperan dan berfungsi membuat keputusan desa. Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan pemerintahan desa khususnya dalam membuat keputusan desa.

            Fungsi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Terhadap Tingkat Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang demokratis Dengan berlakunya Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah yang di dalamnya mengatur tentang pemerintahan Desa dan Badan Permusyawaratan Desa serta dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang Desa maka Peraturan Daerah yang mengatur tentang pedoman pembentukan Badan Permusyawaratan Desa disesuaikan pula dengan Peraturan Pemerintah tersebut. Hal di atas sesuai dengan penjelasan pada Pasal 200, Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, yang menjelaskan bahwa : “Dalam pemerintahan daerah Kabupaten/Kota dibentuk pemerintahan Desa yang terdiri dari pemerintahan Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)”. 

            Sedangkan dalam pasal 209 lebih lanjut dinyatakan bahwa Badan Permusyawaratan Desa berfungsi menetapkan peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan meyalurkan aspirasi masyarakat. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan Desa yang demokratis yang mencerminkan kedaulatan rakyat.

           Pengertian desa menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

           Pemerintahan Desa yang semula merupakan unit pemerintahan terendah di bawah Camat, berubah menjadi sebuah “self governing society” yang mempunyai kebebasan untuk mengurus kepentingan masyarakat setempat dan mempertanggungjawabkannya pada masyarakat setempat pula.

           Bahwa dalam upaya mewujudkan pelaksanaan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa agar mampu menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan penyelenggaraan administrasi Desa, maka setiap keputusan yang diambil harus berdasarkan atas musyawarah untuk mencapai mufakat. Oleh karena itulah, Badan Permusyawaratan Desa mempunyai fungsi mengayomi adat istiadat, menetapkan peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta mengawasi pelaksanaan peraturan Desa dan peraturan Kepala Desa, mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa. Namun berdasarkan hasil observasi pra penelitian di lapangan, peneliti menemukan fenomena bahwa tingkat penyelenggaraan pemerintahan Desa yang demokratis dirasakan belum optimal. Hal itu dapat dilihat dari indikasi sebagai berikut : 

1.    Pengakuan terhadap keanekaragaman masyarakat sebagai hal yang wajar masih kurang.
2.    Belum adanya suatu jaminan untuk terselenggaranya perubahan secara damai dalam masyarakat yang sedang berubah.

2. PKK 

          Beberapa Tim penggerak PKK Desa atau Kelurahan mempunyai tugas membantu pemerintah desa atay lurah dan merupakan mitra dalam pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga.

          Sebagai Tim penggerak PKK Desa/Kelurahan mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelasksanaan program kerja

2. Menyusun rencana kerja PKK Desa/Kelurahan sesuai dengan hasil Rakerda Kabupaten/Kota.

3. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

4. Memberi penyuluhan dan menggerakkan kelompok PKK di Dusun/Lingkungan RW , RT agar dapat mewujudkan kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan disepakati.

5. Menggali,menggerakkan,dan mengembangkan potensi masyarakat khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

6. Mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan program kerja.

7. Berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan kesejahteraan keluarga di desa/kelurahan

8. Membuat laporan hasil kegiatan kepada tim penggerak PKK kecamatan dengan tembusan kepada Ketua Dewan Penyantun tim penggerak PKK setempat

9. Melaksanakan tertib administrasi dan mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan Penyantun Tim penggerak PKK setempat.


3. RUKUN TETANGGA (RT) dan RUKUN WARGA (RW)

       RT dan RW mempunyai tugas membantu Pemerintah Desa dan Lurah dalam penyelenggaraan urusan pemerintah , RT dan RW dalam melaksanakan tugasnya mempunyai fungsi sebagai berikut:


1. Pemeliharaan keamanan,ketertiban dan kerukunan hidup antar warga 

2. Pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya.

3. Pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat 

4. Penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya.


4. KARANG TARUNA

        Karang Taruna mempunyai tugas menanggulangi  berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi oleh generasi muda baik itu yang bersifat preventif,rehabilitatif maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.

        Karang taruna dalam melaksanakan tugasnya mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Penyelenggara usaha kesejahteraan sosial.

2. Penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat.

3. Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di lingkungan secara komprehensif terpadu dan terarah serta berkesinambungan.

4. Penyelenggara kegiatan pengambangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda di lingkungannya.

5. Penanaman pengertian memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung jawab sosial generasi muda

6. Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan jiwa kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7. Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif ,edukatif ,ekonomis, produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya.

8. Penyelenggara rujukan ,pendampingan dan advokasi sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial

9. Penguatan sistem jaringan komunikasi , kerjasama , informasi dan kemitraan dengan berbagai sektor lainnya.

10. Penyelenggara usaha - usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual

11. Pengembangan kreatifitas remaja , pencegahan kenakalan , penyalahgunaan obat terlarang (narkoba) bagi remaja dan

12. Penanggulangan masalah - masalah sosial baik secara preventif , rehabilitatif dalam rangka pencegahan kenakalan remaja, penyalahgunaan obat-obat terlarang bagi remaja.  




         






Kondisi Geografis Desa Nepen


Kelurahan Nepen merupakan Satuan Kerja dari  beberapa Perangkat Daerah.


Desa Nepen merupakan salah satu dari 13 Desa di wilayah Teras Kabupaten Boyolali dengan mempunyai luas wilayah 118.6559 Ha,

Memiliki batas-batas sebagai berikut:
a. Sebelah Utara                 :Kelurahan Sudimoro 
b. Sebelah Selatan             : Kelurahan Kopen
c. Sebelah Timur                : Kelurahan Kadireso
d. Sebelah Barat                : Kelurahan Jurug dan Kecamatan Mojosongo

Terletak pada Koordinat Geografis Lintang : 7   36    7    7    LS
Selain itu terletak pada Koordinat Bujur     :110   22   110   50  BT

Jarak dari Pusat Pemeritahan :
  • Jarak dari Pemerintahan Kecamatan                        : ±   2 km
  • Jarak dari Pemerintah Kota                                     : ±   10 km
  • Jarak dari Ibu Kota Propinsi                                    : ±   80 km
  • Jarak dari Ibu Kota Negara                                     : ± 545 km

Monografi Desa


I.DATA  STATUS

 1. DATA UMUM

            Ketinggian Wilayah Desa /Kelurahan dari  permukaan laut=209 m.dpl
                        Suhu Maksimum /Minimum  =36 C

1.2       Jarak Kantor Desa / Kelurahan  dengan

            Ibukota  Kabupaten / lama tempuh  : 10 km 1/1 jam
                        Ibukota Propinsi  /lama tempuh  : 80km /2 jam

1.3       Bentuk  Wilayah

            Datar sampai berombak :10%
            Berombak sampai berbukit :15%


 2.LUAS DAERAH / WILAYAH
 2.1 Tanah Sawah

                                Irigasi setengan  teknis : 24,0795 ha
             Irigasi  sederhana:13, 9720 ha

2.2 Tanah Kering

                           Pekarangan /bangunan/emplasement:24.1425 ha
              Ladang/ tanaha huma:27,8531 ha

2.3 Tanah Keperluan Fasilitas  Umum 

                          Lapangan Olahraga: 0,6951 ha
             Jalur Hijau:1,2645 ha

2.4 Tanah keperluan fasilitas sosial

                        Masjid/Mushola/Langgar :2975 m2/m
                       Sarana Pendidikan:2808m2/m
            Sarana Kesehatan:32m2/m

3 Kelembagaan desa/kelurahan

          Desa :2 buah
                    Lingkungan Dusun : 2 buah
                    Rukun Warga (RW): 2 buah
                    Rukun Tetangga (RT):18 buah
                   Desa swasembada: 1 buah

3.1 Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa(LKMD) : 1buah

Badan Perwakilan Desa  (BPD) :1 buah

4.PRASARANA PEMERINTAHAN DESA/DESA KELURAHAN

Balai desa/kelurahan : 1 buah
Kantor Desa Kelurahan : 1buah

            4.1 Tanah Kas Desa

Tanah sawah :24,0795 ha
Tanah Kering :27,8531 ha

            4.2 Jumlah Instansi Pemerintah yang ada di wilayah  desa dan kelurahan

 Instansi BUMN / BUMD : P.D.A.M
 Jumlah pegawai kantor desa /kelurahan : 9 pegawai

            4.3 Prasarana dan Pengairan

 Dam /Embung : 2 buah
 Pompa air : 3 buah
Sungai/Kali :3 buah

            4.4 Lalu Lintas darat melalui

 Jalan Aspal :6,643 km
 Kondisi baik : 6,643 km
 Beberapa panjang jalan utama yang dapat
dilalui kendaraan  roda- 4 sepanjang tahun : 6,643 km

             4.5 SARANA JALAN DAN JEMBATAN

 Jalan Kabupaten /Kota: 1,500 km
  Jalan Desa : 6,643 km
      Jumlah : 8,143 km

 Jembatan Beton  : 6 buah 40 m

            4.6 SARANA PEREKONOMIAN

  Koperasi Unit Desa /KUD : 4 buah
  Jumlah Toko/Kios/Warung : 95 buah

            4.7 JUMLAH PERUSAHAAN ATAU USAHA

 Industri besar dan sedang : 1 buah
                 Tenaga Kerja :3000 buah

 Kecil : 8 buah
Rumah Makan ? Warung  makan : 6 buah
                  Tenaga kerja :12 buah

Angkutan: 8 buah
                  Tenaga kerja : 8 buah
            4.8 SARANA SOSIAL/BUDAYA
            A.Taman Kanak-Kanak (TK)

 Jumlah Sekolah : 2 buah
Jumlah Murid : 44 orang
Jumlah Guru/Pengajar : 4 buah
 Prasarana Fisik : 2 lokal / 90 m2

            B.Sekolah Dasar Negeri : 2 buah

 Jumlah Sekolah : 2 buah
Jumlah Murid : 242 orang
Jumlah Guru/Pengajar : 20 buah
 Prasarana Fisik : 14 lokal / 420 m2

             4.9 Rumah menurut sifat dan bahannya

 Dinding terbuat dari batu/gedung permanen : 688 buah
 Dinding terbuat dari bambu/lainnya : 4 buah
             C.Rumah Menurut Tipenya

 Tipe A : 247 buah
Tipe B : 278 buah
 Tipe C : 163 buah

5.KELUARGA BERANCANA

Jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) : 502 pasang
Jumlah PUS masuk KB  : 453  orang
Jumlah Posyandu :  4 buah
 Jumlah Akseptor KB : 453 orang
PIL  : 453 orang
IUD : 123 orang
 Suntik : 247 orang
 MOW : 47 orang
KB Mandiri : 276 orang

            5.1 PEMBANGUNAN
            A.Jumlah proyek fisik yang dibangun di desa / kelurahan dalam tahun : 3 buah

 Bidang Pertanian : 1 buah
 Bidang Kesehatan  : 20  buah
Bidang Pemukiman : 14 buah

            5.2 Pembiayaan pembangunan proyek  di desa  /Kelurahan  dalam tahun
                 (dalam jutaan rupiah ) : 2012

  Biaya dari Provinsi : Rp 5.000.000
 Biaya Kabupaten /Kota : Rp 167.737.228
            Jumlah : Rp 172.737.228

            5.3 Pajak Bumi Dan Bangunan (PBB) (dalam ribuan rupiah)

Jumlah wajib PBB :1009 orang
Target PBB tahun yang bersangkutan : Rp 29.639.054
  Jumlah Pokok Ketetapan PBB tahun yang bersangkutan  : Rp 29.639.054

            5.4 Sumber Pendapatan Daerah

 Pajak Daerah : Rp 10.846.763
Retribusi Daerah : Rp 4.038.150
 Penerimaan Lain-Lain : Rp 255.394.000
                 Jumlah : Rp 270.278.913





II . DATA DINAMIS
            B. PEMERINTAHAN DESA / KELURAHAN
            1. Sarana Kerja Kantor Desa /Kelurahan

Jumlah Mesin Ketik : 4 buah
 Meja Kerja : 9 buah
Kursi Kerja : 9 buah
 Meja Kursi Tamu : 2 buah
 Lemari /Kardek : 4 buah
 Ruang Rapat : 1 buah
Ruang Data/Operation Room : 1 buah
Balai Pertemuan : 1 buah
Kendaraan Dinas Roda Dua : 1 buah
Kendaraan Dinas Roda Empat : 2 buah
 Mesin Hitung  : 4 buah
Lain-Lain : 4 buah

            1.1 Kependudukan

 Jumlah kepala keluarga : 655 kk
            b.Penduduk Menurut  Jenis Kelamin

Jumlah Laki-Laki :1388 orang
 Jumlah perempuan : 1362 orang
            c. Pendudukan Menurut Kewarganegaraan

 WNI Laki-Laki : 1388 orang
 WNI Perempuan  : 1362 orang
            d.Penduduk menurut agama

 Islam : 2739  orang
 Katholik : 11 orang
            e.Penduduk menurut Usia

 0-6 tahun     : 209 orang
7-12 tahun : 253 orang
13-18 tahun : 214 orang
 19-24 tahun : 259 orang
 25-55 tahun : 1192 orang
56 -79 tahun : 539 orang
80 tahun keatas : 84 orang
  0-4 tahun : 160  orang
5-9 tahun : 186 orang
10-14 tahun :  194 orang
15-19 tahun :  200 orang
20-24 tahun : 193 orang
 25-29 tahun : 189 orang
 30-34 tahun : 209 orang
 35-39 tahun : 194 orang
  40 – tahun  ke atas  : 1225 orang



0-5 tahun : 184 orang
 6-16 tahun :  417 orang
17-25 tahun : 288 orang
 26- 55 tahun : 1184 orang
  56 tahun ke atas : 677 orang

H.        MUTASI PENDUDUK
No
Jenis Mutasi
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1
Pindah Antar Desa /Kelurahan
9
4
13
2
Datang
8
7
15
3
Lahir
8
9
17
4
Mati
5
2
10
5
Mati < 5 tahun
5
2
7
6
Mati > 5 tahun
-
-
7
               


    PENDUDUK MENURUT MATA PENCAHARIAN
A.PETANI

  Petani Pemilik Tanah  : 255 orang
Petani Penggarap Tanah : 25 orang
 Petani Penggarap/Penyekap : 501 orang

B.BURUH INDUSTRI  :407 orang
C.PEDAGANG :  118 orang
D.Pegawai Negeri Sipil :  57 orang
E.ABRI/POLRI : 6/3 orang
F.Pensiun (ABRI/PNS) : 16 orang
            1.1 Peternak

Sapi Perah : 16 orang  30 rb ekor
Sapi Biasa:58 orang 120 rb ekor
 Kerbau : 1 orang 6 rb ekor
 Kambing : 36 orang 238 ekor
Ayam : 148 orang 925  rb ekor
 Itik : 3 orang 340 rb ekor


1.2  JUMLAH PENDUDUK MENURUT PENDIDIKAN : 562 orang

 Belum Sekolah : 562 orang
Tidak Tamat Sekolah Dasar :  172 orang
Tamat SD/Sederajat : 89 orang
 Tamat SLTP/Sederajat : 60 orang
Tamat SLTA/Sederajat : 49 orang
 Tamat Akademi/Sederajat : 39 orang
Tamat Perguruan Tinggi/Sederajat : 53 orang

            1.3 JUMLAH PENCARI KERJA

Pencari Kerja  Laki-Laki : 86 orang
Pencari Kerja Perempuan : 86 orang
            1.4 Rata-rata Luas Tanah Pertanian yang diusahakan penduduk : 0,256 orang
            1.5 Jumlah tanah yang bersertifikat sampai dengan tahun 2012

Tanah Sawah : 254 sertifikat
                                    13,78850 ha
                                    599 sertifikat

Tanah Kering : 50,5661 ha